BAB V
KEPEMIMPINAN SEKOLAH
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa memiliki pemahaman tentang kepemimpinan merupakan ruh yang menjadi pusat sumber gerak organisasi sekolah; kegiatan pokok, persyaratan, keterampilan dan kompetensi kepala sekolah.
INDIKATOR
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tentang kepemimpinan sebagai ruh yang menjadi pusat sumber gerak organisasi sekolah.
2. Menjelaskan kegiatan pokok kepala sekolah.
3. Menjelaskan persyaratan menjadi kepala sekolah.
4. Menjelaskan ketrampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah.
5. Menjelaskan secara rinci kompetensi kepala sekolah.
A. Pengantar
Kepemimpinan merupakan ruh yang menjadi pusat sumber gerak organisasi untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan yang berkaitan dengan kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku instrumental merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasi dalam peranan dan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasi dalam peranan
Sekolah atau lembaga pendidikan secara umum adalah sebuah masyarakat kecil (mini society) yang menjadi wahana pengembangan peserta didik dimana aktivitas di dalamnya adalah proses pelayanan jasa. Peserta didik datang untuk mendapatkan pelayanan, sementara kepala sekolah, guru dan tenaga kerja lain adalah para profesional yang terus-menerus berinovasi memberikan pelayanan yang terbaik untuk kemajuan sekolah.
Wacana mengenai kemajuan sekolah akan lebih penting bila orang memberikan atensinya pada kiprah kepala sekolah karena alasan-alasan berikut. Pertama, kepala sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan. Karena kepala sekolah sebagai fasilitator bagi pengembangan pendidikan. Kepala sekolah juga sebagai pelaksana suatu tugas yang sarat dengan harapan dan pembaruan. Kemasan cita-cita mulia pendidikan kita secara tidak langsung juga diserahkan kepada kepala sekolah. Begitu pula optimisme para orangtua yang terkondisasikan pada kepercayaan menyekolahkan anak-anaknya pada sekolah tertentu, tidak lain karena menggantungkan cita-citanya pada kepala sekolah. Di samping kurikulum dan aturan direalisasikan oleh para pendidikan atas koordinasi dan otokrasi.
Kedua, sekolah adalah bagian suatu komunitas pendidikan yang membutuhkan seorang pemimpin untuk mendayagunakan potensi yang ada dalam sekolah.pada level ini, kepala sekolah sering dianggap satu atau identik, bahkan telah dikatakan bahwasanya wajah sekolah ada pada kepala sekolah. Peranan kepala sekolah di sini bukan hanya sebagai seorang akumulator, melainkan juga sebagai konseptor manajerial yang bertanggung jawab pada kontribusi masing-masing demi efektivitas dan efesiensi kelangsungan pendidikan. Jadi, kepala sekolah berperan sebagai manajer yang mengelola sekolah.62
Penggunaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) oleh pemerintah dalam kerangka meminimalisasi sentralisme pendidikan mempunyai implikasi yang signifikan bagi otonomi sekolah. Ini berarti, bahwa sekolah diberikan kekuasaan untuk mendayagunakan sumber daya secara efektif. Oleh karena itu, peran kepala sekolah sangat dibutuhkan untuk mengelola manusia-manusia yang ada didalam organisasi sekolah, termasuk memiliki strategi yang tepat untuk mengelola konflik. Kiat kepala sekolah adalah memikirkan fleksibilitas peran dan kesempatan, bukannya otoriter.
B. Kegiatan Pokok Kepala Sekolah
Dalam mengimbangi berbagai keadaan yang sering kali berubah, kepala sekolah tidak hanya di tuntut sebagai educator dan administrator, melainkan juga harus berperan sebagai manajer dan supervisor yang mampu menerapkan manajemen yang bermutu. Indikasinya ada pada iklim kerja dan proses pembelajaran yang konstruktif, berkreasi dan berprestasi. Manajemen sekolah tidak lain berarti pendayagunaan dan penggunaan sumber daya yang ada dan dapat diadakan secara efisien dan efektif untuk mencapai visi dan misi sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas jalannya lembaga sekolah dan kegiatan dalam sekolah. Kepala sekolah harus berada di garda terdepan dan dapat diukur keberhasilannya. Pada prinsipnya manajemen sekolah itu sam dengan manajemen perusahaan. Namun, perbedaannya terletak pada produksi akhir yang dihasilkan. Yang dihasilkan oleh manajemen sekolah adalah manusia yang berubah. Dari yang tidak berpengalaman menjadi berpengalaman, dari yang tak bias menjadi bisa. Sedangkan sasaran manajemen perusahaan itu pada kualitas produksi benda-benda mati. Jadi, manajemen sekolah memberikan andil kuat pada pembentukan kualitas manusia yang merupakan generasi penerus bangsa.
Para ahli manajemen seperti Michael A. Hitt, R. Duane Ireland dan Robert E. Hoslisson (1997:18), melihat bahwa salah satu input strategi bagi langkah maju perusahaan adalah membentuk konsep yang berbasiskan sumber daya manusia demi suatu profitabilitas yang tinggi.tak ada salahnya konsep ini dipakai di sekolah. Sederhananya,keberhasilan sekolah untuk suatu kebrhasilan yang tak terukur nilainya, yaitu pemanusiaan manusia dalam diri peserta didik dan penghargaan bagi rekan-rekan pendidikan sebagai insan yang kreatif dan peduli akan nasib generasi penerus bangsa.63
Adapun kegiatan pokok yang harus diemban kepala sekolah itu ada tujuh, yaitu merencanakan, mengorganisasi, mengadakan staf, mengarahkan/orientasi sasaran, mengoordinasi, memantau dan menilai/evaluasi. Melalui kegiatan perencanaan, terjawablah beberapa pertanyaan: apa yang akan, apa yang seharusnya dan apa yang sebaliknya? Hal ini tentu berkaitan dengan perencanaan regular, teknis-opersional dan perencanaan strategi (jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang). Kepala sekolah mulai menggarap bidang sasaran yang mungkin sebelumnya sudah di kaji secara bersama-sama.
Dalam kegiatan perencanaan, garapan bidang sasaran itu dibagi, dipilih, dikelompokkan serta di prioritaskan. Pusat perhatian dan pemikiran tertuju kepada pertanyaan: bagaimana membagi, memilih dan mengelompokan sasaran itu sehingga dapat diselesaikan? Tentu saja atas hasil pertimbangan partisipatif yang menghengkangkan persepsi keliru mengenai “meeting sama dengan pemberitahua”.
Pada kegiatan selanjutnya yaitu pengadaan staf, yang dilakukan adalah berpikir tentang siapa yang diperlukan dan dipercayakan dalam bidang garapan itu masing-masingnya setelah dipilah-pilah dan diprioritaskan. Adakah dan siapakah orangnya dan bagaimana mengikutsertakannya? Pertanyaan mengenai kejelasan siapa yang harus mengarahkan dan dari siapa pengarahan/orientasi sasaran. Apa yang harus diberitahukan? Bagaimana mengerjakannya? Pertanyaan mengenai kejelasan siapa yang harus mengarahkan dan dari siapa pengarahan/orintasi sasaran. Apa yang harus diberitahukan? Bagaimana mengerjakannya? Kapan mulai dan kapan selesai?
Kemudian dalam tahap mengkoordinasian yang harus dilakukan adalah menjadwalkan waktu pengerjannya agar masing-masing bagian dapat mulai dan selesai pada waktunya. Disini ada keharusan bagi yang diserahi tugas menggarap bagian-bagian tretentu kembali mempertanyakan kapan harus mulai dan kapan harus mempertanggung jawabkannya. Mereka harus memperhitungkan secara matang dan tepat mengenai waktu yang harus digunakan selama proses garapan berlangsung. Hal ini bukan berarti kalau terjadi deadline maka pekerjaan harus urak-urakan.
Kepala sekolah dapat mengetahui bagaimana proses pengerjaan itu terlaksana sesuai rencana, cara, hasil dan waktu penyelesaian. Kegiatan ini dapat dipantau agar memperoleh informasi perkembangan yang aktual. Antisipasi pun bisa dilakukan terhadap hal-hal yang tak sesuai dengan rencana.
Untuk penilaian atau evaluasi, kepala sekolah dapat memperoleh kesesuaian rencana dengan realitas melalui eksplorasi pertanyaan-pertanyaan. Apakah hasil yang diperoleh sesuai yang direncanakan? Adakah perbaikan yang dapat dilakukan? Pada tahap ini kepala sekolah dapat memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi dan pembinaan bagi mereka yang gagal atau kurang berprestasi. Sangat lucu kalau supervise kepala sekolah hanyalah kewajiban dari Diknas/Depag dan hasilnya digunakan sebagai alasan pemecatan bagi rekan-rekannya.
Seorang manajer, kepala sekolah bertanggung jawab dan yakin bahwa kegiatan-kegiatan yang terjadi di sekolah adalah menggarap rencana dengan benar lalu mengerjakannya dengan benar pula. Oleh karena itu, visi dn misi sekolah harus dipahami terlebih dahulu sebelum menjadi titik tolak prediksi dan sebelum disosialisasikan. Hanya dengan itulah kepala sekolah dapat membuat prediksi dan merancang langkah antisipasi yang tepat sasaran. Selain itu, diperlukan suatu unjuk profesional yang kelihatan remeh tetapi begitu urgen, sepeti kemahiran menggunakan filsafat pendidikan, psikologi, ilmu kepemimpinan serta antropologi dan sosiologi.64
Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), tugas dan tanggung jawab yang pertama dan utama dari para pemimpin sekolah adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi efektif. Dalam arti menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya. Seorang pemimpin sekolah harus dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu. Efektivitas MBS disini adalah bagaimana MBS dapat berhasil melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyrakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah.65
C. Persyaratan Kepala Sekolah
Kepala sekolah harus memiliki beberapa persyaratan untuk menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, antara lain:
1. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik
2. Berpegang tujuan yang dicapai
3. Bersemangat
4. Cakap didalam memberi bimbingan
5. Cepat dan bijaksana didalam mengabil keputusan
6. Jujur
7. Cerdas
8. Cakap didalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan yang baik dan berusaha untuk mencapainya.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan adalah:
1. Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan pimpinan. Hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang, dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya.
2. Pengharapan dan perilaku atasan
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap gaya kepemimpinan manager.
4. Kebutuhan tugas; setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya kepemimpinan.
5. Iklim dan kebijakan organisasi memengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan.66
Jadi, jika seorang pemimpin sekolah memenuhi semua persyaratan yang ada diatas, maka MBS akan mudah dapat berhasil dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan. Oleh karena itu, seorang pemimpin sekolah harus dapat memahami, mendalami, dan menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen. Konsep dasar manajemen pendidikan ini, menurut Shrode dan Voich (1986), meliputi philosophy, asumtion, and theory, which are basic to the study of anydiscipline of manajement.
Bagi pimpinan sekolah, falsafah merupakan cara berpikir yang telah terkondisikan dengan lingkungan, perangkat organisasi, nilai-nilai dan keyakinan yang mendasari tanggung jawab manajer. Falsafat seorang manajer menjadikan dasar untuk membuat asumsi-asumsi tentang lingkungan, peran organisasinya, dan dari asumsi ini lahir prinsip-prinsip yang dihubungkan dengan kerangka atau garis besar untuk bertindak. Untu seorang pimimpin sekolah, suatu teori manajemen sangat berfungsi dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul. Oleh karena itu, falsafah, asumsi, prinsip, dan teori tentang manajemen merupakan landasan manajerial yang harus dipahami, dihayati, dan diterapkan bagi seorang pimpinan sekolah.
Namun sayang, masalah manajemen itu belum cukup mendapat perhatian dari dunia kependidikan di Negara Indonesia, meskipun konsep-konsepnya untuk bidang administrasi sekolah sudah dimulai diterapkan semenjak 2 hingga 3 dekade yang lalu. Maka dari itu, tak heran jika jurusan manajemen pendidikan di perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program kependidikan (educational administration) masih langka. Padalah pimpinan sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Akibatnya, tidak sedikit manajemen lembaga pndidikan formal di Indonesia masih amburadul sehingga mempengaruhi semua bidang lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Dengan demikian, karut-marutnya pengelolaan pendidikan ini salah satunya disebabkan masih rendahnya tingkat pemahaman kepala sekolah terhadap manajemen pendidikan.
D. Keterampilan Kepala Sekolah
Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), kiranya pemahaman, pendalaman, dan aplikasi konsep-konsep ilmu manajemen yang telah banyak dikembangkan oleh para pemikir di bidang bisnis perlu mendapatkan perhatian para pimpinan sekolah untuk manajemeni sekolah-sekolah yang mereka pimpin dimasa kini. Kesempatan untuk mengembangkan sebuah sekolah hingga menjadi sebuah sekolah efektif kiranya membutuhkan kretivitas kepemimpinan yang memadai.
Terkait dengan itu, pidarta (1998) mengemukakan tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menyukseskan kepemimipinannya. Pertama, keterampilan konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi. Kedua, keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi, dan memimpin. Ketiga, keterampilan teknik, yaitu keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Selain itu, dia juga mengemukakan bahwa untuk memiliki kemampuan, terutama keterapilan konsep, para kepala sekolah diharapkan melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
1. Senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari, terutama dari cara kerja para guru dan pegawai sekolah lainnya.
2. Melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana.
3. Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
4. Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain.
5. Berpikir untuk masayang akan datang.
6. Merumuskan ide-ide yang dapat diuji cobakan.
Selain itu, pimpinan sekolah harus dapat menerapkan gaya kepimpinanya yang efektif sesuai dengan situasi dan kebutuhan serta motivasi para guru dan pekerja lain.
Kreativitas kepimpinan semacam itu dapat terlihat muncul manakala para pemimpin sekolah mampu dan mau melakukan perubahan tentang cara dan metode yang mereka pergunakan untuk memanajemeni sekolah. Berikut ini beberapa metode yang digunakan di bidang pendidikan yang ditentukan oleh Augus W. Smith (1982):
1. metode mean-ways and analysis (analisis mengenai alat-cara-tujuan). Metode ini digunakan untuk meneliti sumber-sumber dan alternatif untuk mencapai tujuan tertentu.
2. meetode input-autput analysis (analisis masukan dan keluaran). Metode ini dilakukan dengan megadakan pengkajian terhadap interelasi dan interpendensi berbagai komponen masukan keluaran dari satu ssstem.
3. metode econometric analysis (analisis ekonometrik). Metode ini mengembangkan parsamaan-persamaan yang menggambarkan hubungan ketergantungan di antara variabel yang ada dalam suatu system.
4. metode cause-effect diagram (diagram sebab akibat). Metode ini digunakan dalam perencanaan dengan menggunakan sekuen hipotetik untuk memperoleh gambaran teantang masa depan.
5. metode Delphi.tode ini bertujuan untuk menentukan sejumlah alternatif program, mengeksplorasi asumsi-asumsi atau fakta yang melandasi “judgment” tertentu dengan mencari ninsformasi yang dibutuhkan mencapai suatu consensus.
6. metode heuristic. Metode ini dirancang untuk mengeksplorasi isu-isu dan mengakomodasi pandangan-pandangan yang bertentang atau ketidak pastian.
7. metode life-cycle analysis (analisis siklus kehidupan). Metode ini digunakan untuk mengalokasikan sumber-sumber dengan memperhatikan siklus kehidupan mengenai produksi, proyek, program atau aktivitas.
8. metode value added analysis (analisis nilai tambah). Metode ini untuk mengukur keberhasilan peningkatan produksi atau pelayanan.67
kepmampuan dan kemauan tersebut akan mucul manakala para pemimpin sekolah dapat membuka diri secara luas untuk mencari dan menyerap sumber-sumber yang dapat mendorong perubahan manajerial dan kiranya konsep-konsep dasar untuk melakukan perubahan tersebut tersedia luas dalam bidang diluar bidang pendidikan itu sendiri yakni manajemen bisnis.
E. Kompentensi Kepala Sekolah
Di bawah ini dijelaskan secara rinci kopetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah secara lengkap agar dapat memimpin lembaga pendidikan secara efektif Manajemen Berbasis Sekolah (MBS):
1. Memiliki Landasan dan Wawasan Pendidikan
a. Memahami landasan pendidikan: filosofi, disiplin ilmu (ekonomi, psikoplogi, budaya, poltik, agama) dan ilmiah.
b. Memahami dan menghayati hakikat manusia, hakikat masyarakat, hakikat pendidikan, hakikat sekolah, hakikat guru, hakikat peserta didik dan hakikat proses belajar mengajar.
c. Memahami aliran-aliran pendidikan.
d. Menerapkan pendedekatan sistem dalam sekolah.
e. Memahami, menghayati, dan melaksanakan tujuan dan fungsi pendidikan nasional.
f. Memahami kebijakan, perencanaan,dan program pendidikan nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota.
g. Memahami kebijakan , perencanaan, dan program pendidikan Sesuai dengan jenjang pendidikan yang dipimpin (TK,SD,SLTP,SLTA).
2. Memahami Sekolah Sebagai Sistem
a. Menggunakan sistem sebagai pegangan cara berpikir, cara mengelola dan cara menganalisis sekolah.
b. Mengidentifikasikan dan mengembangkan jenis-jenis input sekolah.
c. Mengembangkan proses sekolah (proses belajar mengajar, pengkoordinasian, pengambilan keputusan, pemberdayaan, pemotivasian, pemantauan, pensupervisian, pengevaluasian dan pengakreditasian).
d. Meningkatkan output sekolah (kualitas, produktivitas, efisiensi, evektivitas, dan inovasi).
e. Memahami dan menghayati Standar Pelayanan Minimal (SPM)
f. Melaksanakan SPM secara tepat.
g. Memahami lingkungan sekolah sebagai bagian dari sistem sekolah yang
bersifat terbuka.
3. Memahami Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
a. Memahami dan menghayati hakikat otonomi pendidikan.
b. Memahami dan menghayati hakikat pendidikan berbasis masyarakat (community based education).
c. Memahami dan menghayati arti, tujuan dan karakteristik manajemen berbasis sekolah (school based management).
d. Memahami kewenangan sekolah dalam rangka otonomi pendidikan.
e. Memahami, menghayati, dan melaksanakan tahap-tahap implementasi manajemen berbasis sekolah.
f. Mengevaluasi tingkat keberhasilan manajemen berbasis sekolah.
4. Merencanakan Pengembangan Sekolah
a. Mengidentifikasikan dan menyusun profil sekolah.
b. Mengembangkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah.
c. Mengidentifikasikan fungsi-fungsi (Komponen-komponen) sekolah yang diperlukan untuk mencapai setiap sasaran sekolah.
d. Melakukan analisis SWOT terhadap setiap fungsi dan faktor-faktornya.
e. Mengidentifikasikan dan memilih alternatif-alternatif pemecahan setiap persoalan.
f. Menyusun rencana pembanguanan sekolah.
g. Menyusun program, yaitu mengalokasikan sumber daya sekolah untuk merealisasikan rencana pengembangan sekolah.
h. Menyusun langkah-langkah untuk merealisasikan rencana pengembangan sekolah.
i. Membuat target pencapaian hasil untuk setiap program sesuai dengan waktu yang ditentukan (milestone).
5. Mengelola Kurikulum
a. Memfasilitasi sekolah untuk membentuk dan memberdayakan tim pengembang kurikulum.
b. Memberdayakan tenaga kependidikan sekolah agar mampu menyediakan dokumen-dokumen kurikulum.
c. Memfasilitasi guru untuk mengembangkan standar kompetensi setiap mata pelajaran.
d. Memfasilitasi guru untuk menyusun silabus mata pelajaran.
e. Memfasilitasi guru untuk memilih buku sumber yang sesuai untuk setiap mata pelajaran.
f. Mengarahkan tenaga kependidikan untuk menyusun rencana dan program pelaksanaan kurikulum.
g. Membimbing giru dalam mengembangkan dan memperbaiki proses belajar mengajar.
h. Mengarahkan tim pegembang kurikulum untuk mengupayakan kesesuaian kurikulum dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks), tuntunan dan kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan peserta didik.
i. Mengenali dan memobilisasi sumber daya pendidikan.
j. Mengidentifikasi kebutuhan bagi pengembangan kurikulum lokal.
k. Mengevalusai pelaksanaan kurikulum.
6. Mengelola Tenaga Kependidikan
a. Mengidentifikasi karakteristik tenaga kependidikan yang efektif
b. Merencanakan tenaga kependidikan sekolah (permintaan, persediaan, dan kesenjangan).
c. Merekrut, menyeleksi, menempatkan, dan mengorientasikan tenaga kependidikan baru.
d. Mengembangkan prefesionalisme tenaga kependidikan.
e. Memanfaatkan dan memelihara tenaga kependidikan.
f. Menilai kinerja tenaga kependidikan.
g. Mengembangkan sistem pengupahan, reword, dan punishment yang mampu menjamin kepastian dan keadilan.
h. Melaksanakan dan mengembangkan sistem pembinaan karier.
i. Memotivasi tenaga kependidikan.
j. Membina hubungan kerja yang harmonis.
k. Memelihara dokumentasi personel sekolah atau mengelola administrasi personel sekolah.
l. Mengelola konflik.
m. Melakukan analisis jabatan dan menyusun uraian jabatan tenaga kependidikan.
n. Memiliki apresiasi, empati, dan simpati terhadap tenaga kependidikan.
7. Mengelola Sarana dan Prasarana
a. Mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana sekolah (laboratorium, perpustakaan, kelas, peralatan, perlengkapan, dan sebagainya).
b. Mengelola program perawatan preventif, pemeliharaan, dan perbaikan sarana dan prasarana.
c. Mengidentifikasi spesifikasi sarana dan prasarana sekolah.
d. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah.
e. Mengelola pembelian/pangadaan sarana dan prasarana serta asuransinya.
f. Mengelola administrasi sarana dan prasarana sekolah.
g. Memonitor dan mengevaluasi sarana dan prasarana sekolah.
8. Mengelola Kesiswaan
a. Mengelola penerimaan siswa baru.
b. Mengelola pengembangan bakat, minat, kreativitas dan kemampuan siswa.
c. Mengelola sistem bimbingan dan konseling yang sistematis.
d. Memelihara disiplin siswa.
e. Menyusun tatatertib sekolah.
f. Mengupayakan kesimpulan belajar siswa (fisik, mental).
g. Mengelola sistem pelaporan perkembangan siswa.
h. Memberikan layanan penempatan siswa dan mengkoordinasikan studi lanjut.
9. Mengelola Keuangan
a. Menyiapkan anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang berorientasi pada program pengembangan sekolah secara transparan.
b. Menggali sumber dana dari pemerintah, masyarakat, orangtua siswa dan sumbangan lain yang tidak mengikat.
c. Mengembangkan kegiatan sekolah yang berorientasi pada income generating activities.
d. Mengelola akutansi keuangan sekolah (cash in and cash out).
e. Membuat aplikasi dan proposal untuk mendapatkan dana dari penyandang dana.
f. Melaksanakan sistem pelaporan penggunaan keuangan.
10. Mengelola Hubuangan Sekolah-Masyarakat
a. Memfasilitasi dan memberdayakan Dewan Sekloah/Komite Sekolah sebagai perwujudan pelibatan masyarakat terhadap pengembangan sekolah.
b. Mencari dan mengelola dukungan dari masyarakat (dana, pemikiran, moral dan tenaga, dan sebagainya) bagi pembangunan sekolah.
c. Menyusun rencana dan program pelibatan orangtua siswa dan masyarakat.
d. Mempromosikan sekolah pada masyarakat.
e. Membina kerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat.
f. Membina hibungan yang harmonis dengan orangtua siswa.
11. Mengelola Kelembagaan
a. Menyusun sistem administrasi sekolah.
b. Mengembangkan kebijakan operasional sekolah.
c. Mengembangkan pengaturan sekolah yang berkaitan dengan kualifikasi, spesifikasi, prosedur kerja, pedomen kerja, petunjuk kerja, dan sebagainya.
d. Melakukan analisis kelembagaan untuk menghasilkan struktur organisasi yang efesien dan efektif.
e. Mengembangkan unit-unit organisasi sekolah atas dasar fungsi.
12. Mengelola Sistem Informasi Sekolah
a. Mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem informasi, serta sistem pelaporan.
b. Mengembangkan pangkalan data sekolah (data kesiswaan, keuangan, ketenagaan, fasilitas dan sebagainya).
c. Mengelola hasil pangkalan data sekolah untuk merencanakan program pembangunan sekolah.
d. Menyiapkan pelaporan secara sistematis, realistis dan logis.
e. Mengembangkan SIM berbasis komputer.
13. Memimpin Sekolah
a. Memehami teori-teori kepemimpinan.
b. Memilih strategi yang tepat untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah.
c. Memiliki power dan kesan positif untuk memengaruhi bawahan dan orang lain.
d. Memiliki kemampuan (intelektual dan kalbu) sebagai smart school principal agar mampu memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya.
e. Mengambil keputusan secara terampil (cepat, tepat dan cekat).
f. Mendorong perubahan (inovasi) sekolah.
g. Berkomunikasi secara lancer.
h. Menggalang teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis.
i. Mendorong kegiatan yang bersifat kreatif.
j. Menciptakan sekolah sebagai organisasi belajar (learning organization).
14. Membangun Budaya Sekolah
a. Menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan sekolah yang demokratis.
b. Membentuk budaya kerja sama (school corporate culture) yang kuat.
c. Menumbuhkan budaya budaya profesionalisme warga sekolah.
d. Menciptakan iklim sekolah yang konduktif-akademis.
e. Menumbuhkembangkan keragaman budaya dalam kehidupan sekolah.
f. Mengembangkan budaya kewirausahaan sekolah.
15. Memiliki dan Melaksanakan Kreativitas, Inivasi, dan Jiwa Kewirausahaan
a. Memahami dan mengayati arti dan tujuan perubahan (inovasi) sekolah.
b. Menggunakan metode, teknik dan proses perubahan sekolah.
c. Menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berfikir untuk menciptakan kreativitas dan inovasi.
d. Mendorong warga sekolah untuk melakukan eksperimentasi, prakarsa/keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru.
e. Menghargai hasil-hasil kreativitas warga sekolah dengan memberikan rewards.
f. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan warga sekolah.
16. Mengembangkan Diri
a. Mengidentifikasikan karakteristik kepala sekolah tangguh (efektif).
b. Mengembangkan kemampuan diri pada dimensi tugasnya.
c. Mengembangkan didrinya pada dimensi proses (pengambilan keputusan, pengkoordinasian/peyerasian, pemberdayaan, pemrograman, pengevalusaian dan lain-lain).
d. Mengembangkan dirinya pada dimensi lingkungan (waktu,tempat, sumber daya dan kelompok kepentingan).
e. Mengembangkan keterampilan personal yang meliputi organisasi diri, hubungan antarmanusia , pembawaan diri, pemecahan masala, gaya bicara dan gaya menulis.
17. Mengelola Waktu
a. Mengelola waktu belajar.
b. Mengelola waktu bimbingan dan konseling.
c. Mengelola watu penilaian.
d. Mengelola waktu ekstra kulikuler.
e. Mengelola waktu resensi.
f. Mengelola waktu hari-hari besar/libur.
18. Menyusun dan Melaksanakan Regulasi Sekolah
a. Merumuskan regulasi sekolah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Melaksanakan regulasi sekolah secara tepat dan mendorong penegakan hokum (law enforcement).
c. Menjamin adanya kepastian dan keadilan untuk memperoleh layanan pendidikan bagi warga sekolah.
d. Menjamin pemerataan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan (equity and equality of educational opportunity).
19. Memberdayakan Sumber Daya Sekolah
a. Mengidentifikasi potensi-potensi sumber daya sekolah yang dapat dikembangkan.
b. Memahami tujuan pemberdayaan sumber daya.
c. Mengemukakan karakteristik sekolah berdaya.
d. Mengemukakan contoh-contoh yang dapat membuat sekolah berdaya.
e. Merencanakan pemberdayaan sekolah.
f. Menilai tingkat keberdayaan sekolah.
20. Melakukan Koordinasi/Penyerasian
a. Mengkoordinasikan/menyerasikan sumber daya sekolah dengan tujuan sekolah.
b. Menyiapkan input manajemen untuk mengelola sumber daya.
c. Mengintegrasikan permasalahan dan menyinkronkan ketatalaksanaan program.
d. Menyusun mekanisme koordinasi antar unit-unit organisasi sekolah.
21. Mengambil Komponen secara Terampil
a. Menjaring informasi berkualitas sebagai bahan untuk mengambil keputusan.
b. Mengambil keputusan secara terampil (cepat, tepat, cekat).
c. Memperhitungkan akibat pengambilan keputusan dengan penuh perhitungan (least cost and most benefit).
d. Menggunakan sistem informasi sekolah sebagai dasar dalam pengambilan keputusan,
22. Melakukan Monitoring dan Evaluasi
a. Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik monitoring dan evaluasi.
b. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi sekolah.
c. Mengidentifikasi indikator-indikator sekolah yang evektif dan menyusun instrument.
d. Menggunakan teknik-teknik monitoring dan evaluasi.
e. Menyosialisasikan dan mengarahkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
f. Menganalisis data monitoring dan evaluasi.
g. Memiliki komitmen kuat untuk memperbaiki kinerja sekolah berdasarkan hasil monitoring dan evaliasi.
23. Melaksanakan Supervisi (Penyeliaan)
a. Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi.
b. Menyusun program supervisi pendidikan.
c. Melaksanakan program supervisi.
d. Menfaatkan hasil-hasil supervisi.
e. Melaksanakan umpan balik dari hasil supervise.
24. Menyiapkan, Melaksanakan, dan Menindaklanjuti Hasil Akreditasi
a. Memahami dan mensosialisasikan aspek-aspek yang diakreditasi.
b. Melaksanakan evalusai diri.
c. Memfasilitasi pelaksanaan akreditasi.
d. Menindaklanjuti hasil akreditasi untuk meningkatkan mutu sekolah.
F. Rangkuman
1. Kepala sekolah merupakan ruh yang menjadi pusat sumber gerak organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan yang berkaitan dengan kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dengan situasi yang kondusif.
2. Ada tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menyukseskan kepemimpinannya, yaitu (a) keterampilan konseptual, (b) keterampilan manusiawi, dan (c) keterampilan reknik.
3. Tujuh kegiatan pokok yang harus diemban kepala sekolah adalah merencanakan, mengorganisasi, mengadakan staf, mengarahkan/orientasi sasaran, mengkoordinasi, memantau serta menilai/evaluasi.
4. Kepala sekolah harus memiliki beberapa persyaratan untuk menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, antara lain (a) memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik, (b) berpegang tujuan pada tujuan yang dicapai, (c) bersemangat, (d) cakap dalam memberi bimbingan, (e) cepat dan bijaksana dalam mengambil keputusan, (f) jujur, (g) cerdas, (h) cakap di dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan yang baik dan berusaha untuk mencapainya.
5. Ada 25 item kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah agar dapat memimpin sekolah secara efektif, khususnya dalam bingkai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
G. Ujian Kompetensi
Bagian I: Tugas
Setiap mahasiswa diberi tugas mencari beberapa contoh dari data lapangan tentang kepala sekolah-kepala sekolah yang tergolong evektif mampu memimpin sekolah pada arah kemajuan.
Bagian II: Test
Jawablah bagian soal-soal di bawah ini dengan tepat dan lengkap!
1. Apa yang Anda pahami tentang kepemimpinan sebagai ruh yang menjadi pusat sumber gerak organisasi?
2. Jelaskan kegiatan pokok kepalah sekolah!
3. Jelaskan persyaratan menjadi kepala sekolah!
4. Apa yang Anda pahami tentang keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah?
5. Jelaskan secara rinci kompetensi kepala sekolah!
Bab5. Kepemimpinan - Manajemen Administrasi Pendidikan
1 komentar:
KABAR BAIK!!!
Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.
Posting Komentar