Minggu, 15 September 2024

Maulid Nabi Muhammad SAW



Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari lahir Nabi Islam Muhammad, yang menurut tradisi sebagian Sunni jatuh pada 12 Rabiulawal. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah kematian Nabi Muhammad. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Muhammad.   


Sejarah Maulid Nabi

Perayaan Maulid Nabi dimulai pada abad ke-12 oleh istri Khalifah al-Mahdi dari Dinasti Abbasiyah, Khaizuran. Dia memerintahkan penduduk Madinah untuk mengadakan perayaan Maulid Nabi di Masjid Nabawi. Perayaan ini kemudian menyebar ke seluruh dunia Islam.


Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Perayaan Maulid Nabi di Indonesia biasanya dirayakan dengan berbagai cara, seperti:
Bacaan manakib: Membaca kitab-kitab yang berisi kisah-kisah tentang Nabi Muhammad SAW.
Khotbah: Menyampaikan khotbah tentang keutamaan Nabi Muhammad SAW.
Doa: Berdoa bersama untuk Nabi Muhammad SAW dan umat Islam.
Makan bersama: Menyantap makanan bersama-sama sebagai tanda persaudaraan.
Hiburan: Menampilkan berbagai hiburan, seperti musik, tari, dan drama.

Hukum Maulid Nabi

Hukum merayakan Maulid Nabi adalah khilaf (perselisihan pendapat) di kalangan ulama Islam. Sebagian ulama menganggapnya sebagai bid'ah (inovasi dalam agama yang tidak ada contohnya pada zaman Nabi Muhammad SAW), sementara sebagian lainnya menganggapnya sebagai sunnah (tradisi yang baik).

Keutamaan Maulid Nabi

Perayaan Maulid Nabi dapat menjadi kesempatan untuk meningkatkan keimanan dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan mempelajari kisah-kisah tentang beliau, kita dapat mengambil pelajaran berharga untuk kehidupan kita sehari-hari.

Rasulullah Muhammad SAW membawa ajaran Islam, yang merupakan agama monoteistik yang mengajarkan tauhid (keesaan Allah), kenabian, akhirat, dan syariat Islam.

Beberapa ajaran utama yang dibawakan oleh Rasulullah SAW meliputi:

Tauhid
Keesaan Allah: Islam mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Tidak ada sekutu bagi-Nya.
Sifat Allah: Islam mengajarkan bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang sempurna, seperti Maha Kuasa, Maha Bijaksana, Maha Pemurah, dan Maha Adil.

Kenabian
Kenabian Muhammad SAW: Islam percaya bahwa Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah kepada umat manusia.
Kenabian sebelumnya: Islam mengakui kenabian nabi-nabi sebelumnya, seperti Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa.

Akhirat
Hari Kiamat: Islam mengajarkan bahwa akan datang hari kiamat di mana dunia akan berakhir dan manusia akan dibangkitkan dari kubur untuk dihisab oleh Allah.
Surga dan Neraka: Setelah hari kiamat, orang-orang beriman akan masuk surga sebagai pahala atas amal baik mereka, sedangkan orang-orang kafir akan masuk neraka sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka.

Syariat Islam
Al-Quran: Al-Quran adalah kitab suci Islam yang merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Sunnah: Sunnah adalah segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa ucapan, perbuatan, maupun persetujuan.
Fiqih: Fiqih adalah ilmu yang mempelajari hukum-hukum Islam yang diambil dari Al-Quran dan Sunnah.

Saat mendengar nama Nabi Muhammad SAW disebut, umat Muslim umumnya akan menjawabnya dengan lantunan sholawat.
Hal itu sesuai dengan sabda nabi Muhammad SAW:

رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَىَّ

Sungguh celaka, orang yang disebut namaku di sisinya lantas ia tidak bershalawat untukku” (HR. Tirmidzi no. 3545).

Maka qaala Rasulullah SAW, dijawab shallallahu ‘alaih, atau shalla 'alaih, paling tidak ada dlomir mustatir yang kembali kepada Allah SWT,” pungkas Gus Baha bukan Shalli 'Alaih, kalimat tersebut sangatlah keliru sebab lafal tersebut memiliki arti perintah. Padahal sejatinya, dirinya tidak seharusnya memerintahkan untuk bersholawat kepada Rasulullah SAW, namun yang benar ialah melafalkan sholawat kepada Rasulullah SAW. Itu kan tidak jelas! Coba ditarkib, Nabi Muhammad (dijawab: Sholli ‘alaih). Sholli itu makna perintah berarti bacalah sholawat, begitu,” sambungnya.

2 komentar:

R-vai mengatakan...

Maka qaala Rasulullah SAW, dijawab shallallahu ‘alaih, atau shalla 'alaih, paling tidak ada dlomir mustatir yang kembali kepada Allah SWT,” pungkas Gus Baha bukan Shalli 'Alaih :)

Salman-DiFa mengatakan...

shallallahu 'alaih :)

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Dcreators