Sabtu, 05 Oktober 2024

SKALA MOHS : Ukuran Kekerasa Mineral

Skala Mohs: Sebuah Warisan dari Abad ke-19

Skala Mohs, yang kita gunakan hingga kini untuk mengukur kekerasan mineral, pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli mineralogi dari Jerman bernama Friedrich Mohs pada tahun 1812. Mohs mengembangkan skala ini sebagai cara praktis untuk mengklasifikasikan mineral berdasarkan kemampuannya untuk menggores atau digores oleh mineral lain.

Ide Dasar Skala Mohs

Konsep mengukur kekerasan mineral dengan cara membandingkan kemampuan satu mineral untuk menggores mineral lain sebenarnya sudah ada sejak zaman kuno. Filsuf Yunani, Theophrastus, telah menyinggung konsep ini dalam tulisannya sekitar tahun 200 SM. Namun, Mohs-lah yang pertama kali merumuskan skala yang sistematis dan mudah digunakan.

Mohs tester adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekerasan suatu mineral atau bahan lainnya berdasarkan skala Mohs. Skala Mohs adalah skala relatif yang terdiri dari 10 tingkat kekerasan, dari 1 (paling lunak) hingga 10 (paling keras).

Cara menggunakan Mohs tester:

  1. Pilih mineral atau bahan yang ingin diuji.
  2. Gosokkan ujung Mohs tester pada permukaan mineral atau bahan tersebut.
  3. Perhatikan apakah ujung Mohs tester dapat menggores permukaan mineral atau bahan tersebut.
  4. Jika ujung Mohs tester dapat menggores permukaan, maka mineral atau bahan tersebut memiliki kekerasan yang lebih rendah daripada Mohs tester.
  5. Jika ujung Mohs tester tidak dapat menggores permukaan, maka mineral atau bahan tersebut memiliki kekerasan yang lebih tinggi atau sama dengan Mohs tester.
  6. Ulangi langkah-langkah di atas dengan Mohs tester yang memiliki kekerasan yang lebih tinggi atau lebih rendah untuk menentukan kekerasan yang tepat dari mineral atau bahan tersebut.

Mohs tester biasanya terbuat dari bahan yang keras, seperti baja atau tungsten karbida. Ujung Mohs tester biasanya dibentuk menjadi segitiga atau piramida untuk memudahkan pengujian.

Mohs tester adalah alat yang sederhana dan mudah digunakan, namun dapat memberikan informasi yang berharga tentang kekerasan suatu mineral atau bahan. Kekerasan adalah salah satu sifat fisik yang penting dari suatu mineral, dan dapat membantu dalam identifikasi dan pemilihan mineral untuk berbagai aplikasi.


Batuan dengan skala Mohs 6 hingga 10. Batuan dengan skala ini umumnya sangat keras dan sering digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari perhiasan hingga industri.

Skala Mohs 6 - Feldspar

Feldspar adalah kelompok mineral silikat yang sangat umum ditemukan di kerak bumi. Mereka sering digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan keramik dan kaca.

Skala Mohs 7 - Kuarsa

Kuarsa adalah mineral silika yang sangat keras dan tahan lama. Ia sering digunakan dalam pembuatan kaca, elektronik, dan sebagai batu permata.

Skala Mohs 8 - Topaz

Topaz adalah mineral silikat yang sangat indah dan sering digunakan sebagai batu permata. Warna topaz bervariasi, mulai dari bening hingga kuning, biru, dan merah muda.

Skala Mohs 9 - Korundum

Korundum adalah mineral aluminium oksida yang sangat keras. Ruby dan safir adalah varietas korundum yang berwarna.

Skala Mohs 10 - Berlian

Berlian adalah bentuk kristal karbon yang paling keras dan paling bernilai. Ia sering digunakan sebagai perhiasan dan dalam berbagai aplikasi industri karena kekerasan dan sifat optiknya yang unik.

Ringkasan

Batuan dengan skala Mohs 6 hingga 10 memiliki kekerasan yang sangat tinggi, membuatnya sangat berguna dalam berbagai aplikasi. Berikut adalah ringkasan singkat:

  • Skala Mohs 6: Feldspar (umum dalam batuan beku dan metamorf)
  • Skala Mohs 7: Kuarsa (sangat umum dan banyak kegunaannya)
  • Skala Mohs 8: Topaz (batu permata yang indah)
  • Skala Mohs 9: Korundum (termasuk ruby dan safir)
  • Skala Mohs 10: Berlian (paling keras dan bernilai)

Catatan:

  • Skala Mohs adalah skala relatif, bukan skala absolut. Artinya, perbedaan kekerasan antara dua mineral yang berdekatan dalam skala Mohs tidak selalu sama.
  • Kekerasan mineral dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kemurnian, orientasi kristal, dan adanya retakan.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Dcreators